Batik Warisan budaya indonesia


Secara histori batik dikenal di Indonesia sejak abad ke-17, saat itu media lukis yang digunakan dalam pembuatan batik adalah daun lontar dengan berbagai motif binatang dan tumbuhan. Dalam perkembangannya corak batik kemudian meluas menjadi motif abstrak yang menyerupai awan, relief candi, wayang dan sebagainya.

khasanah Budaya yang teramat banyak di Indonesia membuat corak batik kian beragam dengan kandungan simbol dan filosofi dari tiap-tiap motif yang dihasilkan. Sejarah lahirnya batik di tanah air sangat di pengaruhi oleh perkembangan kerajaan-keraan kuno seperti Majapahit maupun kerajaan-kerajaan yang tumbuh sebelumnya. Awalnya batik hanya dikerjakan di lingkungan keraton dan hanya digunakan oleh keluarga kerajaan dan para pengikutnya, namun demikian akhirnya batik pun meluas dan tidak lagi dikerjaan hanya dilingkup keraton saja dikarenakan banyaknya pengikut kerajaan yang bermukin diluar kerajaan/keraton.

Batik resmi menjadi milik Indonesia pada akhir abad ke XVIII yang pada saat itu batik yang dihasilkan hanya batik tulis saja hingga abad ke-XX, batik cap baru dikenal setelah perang dunia 1 atau sekitar tahun 1920-an.

UNESCO menilai batik yang dihasilkan pengerajin Indonesia sebagai ikon budaya bangsa yang sarat akan keunikan, simbol serta filosofi yang mendalam mencakup siklus kehidupan manusia. Pemerintah Indonesia telah melakukan uji kelayakan dan research yang mendalam dengan melibatkan komunitas. ahli dan pengerajin batik di 19 provinsi di Indonesia untuk menominasikan Batik sebagai warisan budaya dunia tak benda oleh UNESCO dan tanggal 02 oktober 2009 menjadi momentum penting bagi Bangsa Indonesia. Dimana Batik yang menjadi salah satu aset budaya Indonesia dengan berbagai macam corak yang dihasilkan oleh para pengerajin batik tanah air secara turun temurun akhirnya diakui oleh dunia sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO, badan dunia dari PBB yang membawahi bidang kebudayaan di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.

0 Response to "Batik Warisan budaya indonesia"

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme